Muhammadiyah dan NU

Tujuan tulisan ringkas adalah memahamai masing-masing kelompok, bukan untuk memperuncing..

Muhammadiyah dan NU adalah organisasi, bukan masalah fiqh. Hanya dalam konteks Indonesia, Muhammadiyah dan NU adalah mewakili 2 golongan besar umat Islam secara fiqh juga. Muhammadiyah mewakili kelompok "modernis" (begitu ilmuwan menyebut), yang sebenarnya ada beberapa organisasi yang memiliki pandangan mirip seperti Persis (Persatuan Islam), Al-Irsyad, Sumatra Tawalib. Sedang NU (Nahdhatul Ulama) mewakili kelompok "tradisional", selain Nahdhatul Wathan, Jami'atul Washliyah, Perti, dll.

Nahdhatul Ulama, didirikan antara lain oleh KH Hasyim Asy'ari, 1926. Muhammadiyah lahir 1914, didirikan oleh KH Ahmad Dahlan.Sedikit banyak kelahiran Muhammadiyah memang memicu kelahiran NU
Sebenarnya KH A Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari sama-sama pernah berguru kepada Syaikh Ahmad Katib Minangkabawi, ulama besar madzhab Syafi'i di Makkah. Ketika bergaung pemikiran Abduh dan muridnya Rasyid Ridha di Mesir, KH A Dahlan sangat tertarik dan mengembangkannya di Indonesia. Sedang KH Hasyim Asy'ari justru kritis terhadap pemikiran mereka...

Masalah NU Muhammadiyah
Aqidah
(Keduanya masih dalam bingkai Ahlu Sunah) Mengikuti paham Asy'ariah/Maturidiah Mengikuti paham salaf/Wahabi* (Ibn Taymiah, Muhammad bin Abdul Wahab, Ibn Qayyim)
Fiqh Keharusan mengikuti salah satu madzhab (terutama Syafi'i) Langsung kepada Al-Quran dan Sunah, dan tarjih (memilih pendapat yang terkuat)
Tasauf/tarikat Menerima tasauf, dan tariqah yang mu'tabar (diakui) Menolak tasauf dan tariqah
(tetapi banyak yang apresitif secara individual dan selektif, misal HAMKA dengan tasauf modern-nya)
Pemikiran yang dominan Pemikir klasik : Asy'ari, Al-Ghazali, Nawawi, dll Ibn Taymiah, Muhammad bin Abdul Wahab, Ibn Qayyim, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar